Kawasan Konservasi Bagan, Myanmar
Bagan
adalah primadona wisata Myanmar. Kota tua ini memiliki lebih dari 2.000 candi,
biara, dan pagoda. Sebenarnya, aktivitas yang sempurna untuk menyaksikan
keindahan Bagan adalah dengan naik balon udara. Sayang, tarifnya mahal, sekitar
350 dolar Amerika untuksekalinaik.
Kerajaan Pagan (sekarang Bagan) pada pertengahan abad ke-9 merupakan ibu kota dari kerajaan pertama di Myanmar. Pada abad ke-11 hingga 13, Bagan membangun lebih dari 10 ribu kuil Buddha, pagoda, dan biara. Kini hanya tersisa sekitar 2.200. Bagi pengunjung, 2.200 adalah jumlah yang sangat besar. Bangunan-bangunan kuno tersebar di hampir seluruh penjuru Bagan. Sayangnya, tempat yang bersejarah ini tidak masuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site karena beberapa bangunan sudah dipugar tanpa memperhatikan aspek sejarah.
Kerajaan Pagan (sekarang Bagan) pada pertengahan abad ke-9 merupakan ibu kota dari kerajaan pertama di Myanmar. Pada abad ke-11 hingga 13, Bagan membangun lebih dari 10 ribu kuil Buddha, pagoda, dan biara. Kini hanya tersisa sekitar 2.200. Bagi pengunjung, 2.200 adalah jumlah yang sangat besar. Bangunan-bangunan kuno tersebar di hampir seluruh penjuru Bagan. Sayangnya, tempat yang bersejarah ini tidak masuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site karena beberapa bangunan sudah dipugar tanpa memperhatikan aspek sejarah.
Bagan
kota seribu kuil yang berada di Myanmar merupakan salah satu situs
arkeologi terkaya di Asia Tenggara. Myanmar yang terkenal akan sebutan
negeri seribu candi, demikian sebutannya karena adanya ribuan candi yang berada
di negara yang dulunya dikenal dengan sebutan negara Burma. Bagan sebuah kota
kuno yang berada di wilayah Mandalay Burma (Myanmar) dihiasi dengan pemandangan
ribuan candi – candi tua dengan berbagai ukuran, ribuan pagoda kuno, stupa,
kuil, aula pentahbisan dan monumen. Kuil Baganadalah salah satu situs
arkeologi terkaya di Asia Tenggara Berbeda dengan candi – candi lainnya di
kawasan Asia. Kota seribu kuil ini memiliki 2 ciri khas warna, yaitu warna
putih dan warna merah bata. Candi di Bagan berukuran cukup besar karena
digunakan sebagai tempat pemujaan dan mempresentasikan Gunung Meru, salah satu
simbol Dewa dan dibangun sebagai tempat ibadah dan belajar bagi para pengikut
ajaran Budha dari kawasan Asia, termasuk India, selama kurang lebih 5 abad
sejak awal didirikan. Destinasi wisata di KotaBagan yang menarik minat wisatawan
antara lain adalah Htilominlo, Shwedagon Pagoda, Mandalay Palace, serta Danau
Inle yang eksotis.
Old
Bagan dan New Bagan
Old Bagan
Kota
Bagan sesungguhnya terbagi dari 2 bagian.
Bagan kota lama dan Bagan kota baru. Dulunya
semua pemukiman berada didaerah kota lama dimana terdapat
stupa-stupa tersebut. Tahun 90’an, mereka dipindahkan ke Bagan
baru (New Bagan) untuk menjadi pemukiman baru. Perbedaannya
sangat menonjol didua tempat ini. Bagan Baru
adalah daerah baru, dengan banyak hotel. Tidak ramai
daerahnya dikelilingi pemukiman. Bagan lama (Old Bagan)
daerah dengan dikelilingi pusat
pemerintahan dan beberapa stupa disekitarnya. Beberapa
hotel dan pertokoan juga kita temukan didaerah ini.
New Bagan
Kuil
Ananda juga menarik untuk diamari mural yang
ada dibeberap dindingnya. Muralnya
masih terjaga dengan baik.Dikatakan oleh Thein bahwa kuil Anandadibangun pada
masa awal-awal dinasti Pagan yang ada di Bagan,
mungkin sekitaran abad 1100’an. Kuil Ananda memiliki 4
patung Buddha warna
keemasan disetiap sisi penjuru mata angin,
dengan posisi tangannya yang berbeda.
Kemudian kita juga bisa
ke kuil Thatbyinnyu dikenal sebagai kuil kemahatahuan dan
berasal dari 1144 Masehi. Kuil yang
cukup tinggi dengan tinggi sekitaran 60’an meter.
Lalu kita ke kuil terbesar Damayangyi, yang
terkenal dengan struktur bangunannya yang unik mirip piramida.
Candi ini dibangun tahun 1170 Masehi.
Tujuan
konservasi :
Kota
Bagan Beragam akan Sejarah, bahkan dijuluki kota seribu stupa. dalam segi
Arsitektur dan kebudayaan kota bagan, Myanmar patut dijadikan kawasan
konservasi. karena, bergantinya dinasti dan zaman, seni mereka akan hilang
diakibatkan oleh manusia. Beberapa bagian dari mural,
bahkan dicongkel oleh manusia.Upaya restorasi harus lebih
dimaksimalkan. Karena jika tidak batu atau candi akan punah dan tidak ada
sejarah didalmnya yang mengakibtkan sejarah itu mati. Akan lebih baik jika
kawasan ini di konservasi. Sehingga budaya dan benda pusaka tetap terjaga oleh
Ahlinya, dan sejarah akan tetap terjaga. saat ini UNESCO belum
memasukan Bagan sebagai World Heritage Site. Sampai saat ini, saya membaca
bahwa Bagan Archaeological Zone masih dalam daftar tentative
list UNESCO. Mereka mengajukannya pada tahun 1996.
Masih butuh proses yang panjang lagi.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar