Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di
dunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Mungkin
suatu hal yang kamu anggap wajar atau biasanya saja, mungkin bagi orang lain
itu tidaklah biasa atau sebaliknya. Oleh sebap itulah kita sebagai makhluk
sosial harus saling menghargai beragam perbedaan yang ada, asalkan tidak
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakaat.
Salah satu topik yang akan saya bahas kali ini adalah
mengenai pandangan seseorang terhadap orang yang memanjangkan janggutnya dan
menggunakan celana cingkrang.
Apa yang kammu pikir setelah mungkin secara tak sengaja
berpapasan atau melihat seseorang dengan janggut yang panjang dan celana yang
cingkrang? Teroris kah? Wahabi kah? Atau mungkin seorang yang radikal? Apa yang
ada dalam benakmu? Sebelumnya maafkan saya jika anda sedikit tersinggung dengan
tulisan saya ini. Jika kamu berfikir seperti diatas apalagi kamu seorang
muslim, penahkah kamu mencari tau dahulu sebelum menyimpulkan seperti yang
terteraa diatas? Jika kamu penah mengkaji apa yang ada dalam Al-Qur’an dan juga
Hadist Nabi SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM pastilah setidaknya kamu tahu sidikit
tentang perkara-perkara berikut seperti bagaimanakah sifat nabi kita, cara
bersikap nabi kita, cari berpakaian nabi kita dan sebagainya.
Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM berjanggut dan
beliaupun menyerukan agar kita memelihara janggut dan mencukur kumis.
dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau
berkata,
أَنَّهُ أَمَرَ بِإِحْفَاءِ
الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحْيَةِ.
“Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong
pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” (HR.
Muslim no. 624)
Hadis diatas adalah hadis sahih yang diriwayatkan oleh imam
muslim. Nah, jika saya tambahkan masih banyak hadis-hadis sahih lainnya yang
memerintahkan kita untuk memelihara janggut karna termasuk salah satu dari
sunnah beliau (Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM). tidak harus terlalu
panjang, kita kamu tidak mampu, kamu dapat memotongnya jika sudah sampai
segenggam tangan panjangnya seperti yang dilakukan oleh sahabat Nabi, Umar bin
khattab R.A.
Berkenaan dengan mengenakan celana diatas mata kaki, orang-orang
kafir pada zaman dahulu menjulurkan pakaian-pakaian mereka hingga menyeret
diatas tanah karena kesombongannya, hal tersebut dapat diketahui
dari hadis berikut :
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الَّذِى يَجُرُّ ثِيَابَهُ
مِنَ الْخُيَلاَءِ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya orang yang menyeret pakaiannya dengan sombong, Allah
tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim no. 5576)
Nah, dari hadist diatas, pasti sebagian dari kamu berfikir jika
kita melakukannya tidak dengan dasar sombong, bukannya tak mengapa? Berikut jawabannya,
Dari Al Asy’ats bin Sulaim, ia berkata :
سَمِعْتُ عَمَّتِي ، تُحَدِّثُ
عَنْ عَمِّهَا قَالَ : بَيْنَا أَنَا أَمْشِي بِالمَدِيْنَةِ ، إِذَا إِنْسَانٌ
خَلْفِي يَقُوْلُ : « اِرْفَعْ إِزَارَكَ ، فَإِنَّهُ أَنْقَى» فَإِذَا هُوَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ
إِنَّمَا هِيَ بُرْدَةٌ مَلْحَاءُ) قَالَ : « أَمَّا لَكَ فِيَّ أُسْوَةٌ
؟ » فَنَظَرْتُ فَإِذَا إِزَارَهُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ
Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang
berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang
laki-laki di belakangku berkata, ’Angkat kainmu, karena itu
akan lebih bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku
berkata,”Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah yang
bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan
aku sebagai teladan?” Aku melihat kain sarung beliau,
ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua betisnya.” (Lihat Mukhtashor
Syama’il Muhammadiyyah, hal. 69, Al Maktabah Al Islamiyyah
Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)
Bukankah kita sebagai seorang muslim hendaknya menjadikan Rasul
kita sebagai panutan?
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al
Ahzab [60] : 21)
Dan ada satu jawaban lagi mengenai perkara ini, Lihatlah
hadits yang dimaksud sebagai berikut.
إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى
نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ – أَوْ لاَ جُنَاحَ – فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِى النَّارِ مَنْ
جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ
“Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah
mengapa jika diturunkan antara setengah betis dan dua mata kaki. Jika pakaian
tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan apabila
pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya
(pada hari kiamat nanti).” (HR. Abu Daud no. 4095. Dikatakan shohih oleh
Syaikh Al Albani dalam Shohih Al Jami’ Ash Shogir, 921)
Nah oleh sebab itu hendaklah kita tidak sembarang menilai apa-apa
saja yang belum kita ketahui ilmunya.
Allah
berfirman:
"Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa"
(QS. Al-Hujuraat : 12)
Selain itu bukankah kita sesama manusia itu harus saling menghormati satu sama lainnya? Terlebih lagi kita yang sesama muslim. Oleh sebab itu kita sebagai manusia hendaknya saling menghormati pandangan hidup masing-masing. Jangan saling mencela dan jangan saling banyak berprasangka. Islam sangat menganjurkan kita untuk hidup damai dan besikap lemah lembut kepada sesama.
Memang kualitas seorang muslim tidak ditunjukan dari seberapa panjang janggut dan seberapa ngatung celananya, melainkan dari seberapa baik akhlak (perilaku) nya dan seberapa besar hal bermanfaat yang dia lakukan kepada sesamanya. Namun tidak ada salahnya jika kita mencoba berpakaian seperti apa yang Nabi contohkan, InsyaAllah bila kita berniat untuk mengerjakan kebaikan maka kita akan mendapatkan kebaikan pula.
"Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa"
(QS. Al-Hujuraat : 12)
Selain itu bukankah kita sesama manusia itu harus saling menghormati satu sama lainnya? Terlebih lagi kita yang sesama muslim. Oleh sebab itu kita sebagai manusia hendaknya saling menghormati pandangan hidup masing-masing. Jangan saling mencela dan jangan saling banyak berprasangka. Islam sangat menganjurkan kita untuk hidup damai dan besikap lemah lembut kepada sesama.
Memang kualitas seorang muslim tidak ditunjukan dari seberapa panjang janggut dan seberapa ngatung celananya, melainkan dari seberapa baik akhlak (perilaku) nya dan seberapa besar hal bermanfaat yang dia lakukan kepada sesamanya. Namun tidak ada salahnya jika kita mencoba berpakaian seperti apa yang Nabi contohkan, InsyaAllah bila kita berniat untuk mengerjakan kebaikan maka kita akan mendapatkan kebaikan pula.
Sumber :
- https://rumaysho.com/837-hukum-celana-di-bawah-mata-kaki-2.html
- https://muslim.or.id/25800-prasangka-buruk-yang-dibolehkan.html
- http://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2014/12/14/35062/tujuh-perumpamaan-orang-mukmin.html
Manusia dan pandangan hidup_oleh : Putra Herma Bangkit Pratama
Komentar
Posting Komentar